Keong Mas
Raja
Kediri mempunyai dua orang puteri bernama Dewi Candrakirana dan Dewi Ajeng. Pada
suatu hari datang Raden Inu Kertapati hendak melamar Dewi Candrakirana. Hal ini
membuat Dewi Ajeng iri. Dengan mantra gaib dari dukun, Dewi Ajeng menyihir Dewi
Candrakirana menjadi seekor keong mas dan membuangnya ke laut. Nyai Dadapan
yang menemukannya langsung membebaskan Dewi Ajeng dari sihir jahat dan
memboyongnya ke istana.Begitu mengetahuirahasia kejahatannya terbongkar Dewi
Ajeng dan ibunya melarikan diri dari istana.Di tempat pengasingannya mereka
jatuh sakit dan meninggl dunia.
Sementara
di istana dilangsungkan pernikahan antara Dewi Candrakirana dengan Raden Inu
Kertapati.Upacara itu dilangsungkan sangat meriah seisi istana turut merasa
bahagia.
Pesan untuk Pembaca : Kita harus belajar
untuk tidak iri dan tidak mudah putus asa. Karena perbuatan itu akan merugikan
diri sendiri dan orang lain.
Malin Kundang
Dahulu kala hiduplah seorang
pemuda bernama Malin Kundang. Malin Kundang ingin sekali merantau. Dia pun
meminta izin pada ibunya. Awalnya ibunya tidak memperbolehkan, tetapi melihat
tekad Malin kundang yang kuat akhirnya ibunya mengizinkan dia pergi.Pagi hari
Malin Kundang bersiap siap untuk berangkat merantau. Kapal Malin Kundang pun
berangkat. Dengan hati sedih sang ibu melepas kepergian anaknya.
Di perantauan Malin Kundang bertemu dengan saudagar kaya. Malin
Kundang jatuh cinta dengan anak gadis saudagar kaya tersebut. Akhirnya Malin
Kundang pun menikahi gadis tersebut.Suatu hari Malin Kundang ditugaskan
berdagang di kampung halamannya. Kedatangan Malin Kundang dilihat oleh teman
Malin Kundang, teman Malin Kundang tersebut memberi tahu kepada ibu Malin Kundang
bahwa Malin Kundang sudah pulang dan bersama istrinya.
" Oh anakku, akhirnya kau kembali dan membawakan ibu seorang menantu" kata sang ibu
" Siapa kamu, aku tidak mengenalimu ?" kata Malin Kundang.
" Aku ini ibumu, Nak. Kau tak ingat ibu yg telah melahirkanmu."jawab sang ibu
" Ibuku sudah meninggal, jadi aku tidak mempunyai ibu !"tukas Malin Kundang
"Siapa ini Malin ? Apakah ini ibumu ?" tanya istri Malin Kundang
" Bukan siapa siapa. Ini orang gila yg mengaku ngaku sebagai ibuku!" jelas Malin pada istrinya.
" Oh anakku, akhirnya kau kembali dan membawakan ibu seorang menantu" kata sang ibu
" Siapa kamu, aku tidak mengenalimu ?" kata Malin Kundang.
" Aku ini ibumu, Nak. Kau tak ingat ibu yg telah melahirkanmu."jawab sang ibu
" Ibuku sudah meninggal, jadi aku tidak mempunyai ibu !"tukas Malin Kundang
"Siapa ini Malin ? Apakah ini ibumu ?" tanya istri Malin Kundang
" Bukan siapa siapa. Ini orang gila yg mengaku ngaku sebagai ibuku!" jelas Malin pada istrinya.
Malin Kundang dan istrinya pun meninggalkan sang ibu. Akhirnya
ibu malin kundang mengutuk malin kundang menjadi batu.
Pesan untuk Pembaca : Sebagai anak seharusnya berbakti kepada orang
tua dan juga sayang. Seperti dalam
cerita ini, karena ibunya tidak diakui, akhirnya anaknya dikutuk menjadi batu.
Terjadinya Danau Toba
Pada zaman dahulu,
hiduplah seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatra. Daerah
tersebut sangatlah kering. Syahdan, pemuda itu hidup dari bertani dan memancing
ikan. Pada suatu hari ia memancing seekor ikan yang sangat indah. Warnanya
kuning keemasan. Begitu dipegangnya, ikan tersebut berubah menjadi seorang
putri jelita. Putri itu adalah wanita yang dikutuk karena melanggar suatu
larangan. Ia akan berubah menjadi sejenis mahluk yang pertama menyentuhnya.
Oleh karena yang menyentuhnya manusia, maka ia berubah menjadi seorang putri.
Terpesona oleh
kecantikannya, maka pemuda tani tersebut meminta sang putri untuk menjadi
isterinya. Lamaran tersebut diterima dengan syarat bahwa pemuda itu tidak akan
menceritakan asal-usulnya yang berasal dari ikan. Pemuda tani itu menyanggupi
syarat tersebut. Setelah setahun, pasangan suami istri tersebut dikarunia
seorang anak laki-laki..
Pada suatu hari anak itu
memakan semua makanan dari orang tuanya. Pemuda itu sangat jengkelnya berkata:
"Dasar anak keturunan ikan!" Pernyataan itu dengan sendirinya membuka
rahasia dari isterinya. Dengan demikian janji mereka telah dilanggar.
Istri dan anaknya
menghilang secara gaib. Di tanah bekas pijakan mereka menyemburlah mata air. Air
yang mengalir dari mata air tersebut makin lama makin besar. Dan menjadi sebuah
danau yang sangat luas. Danau itu kini bernama Danau Toba
Pesan untukmu
: Menjadi orang seharusnya tidak megingkari janjinya. Karena hal tersebut akan
merugikan orang lain dan juga dirinya sendiri.
Si Pitung Jagoan
Betawi
Si Pitung adalah pemuda
yang baik. Pada saat yang sama penjajah Belanda sedang giat- giatnya menggeruk
kekayaan alam Bangsa Indonesia. Tenaga rakyat diperas dalam kekejaman kerja
paksa.Si Pitung merasa iba melihatnya. Akhirnya ia merampok rumah tauke dan
tuan tanah kaya. Hasil rampokannya dibagikan kepada rakyat miskin.Kegiatan Si
Pitung meresahkan kumpeni. Kumpeni melakukan bebagai cara untuk menangkap Si
Pitung tapi tidak pernah berhasil. Pada suatu hari Si Pitung dan teman-
temannya berhasil ditemukan oleh para
kumpeni. Rahasia kekebalan tubuhnya diketahui pihak kumpeni. Si Pitung
dilempari telur- telur busuk dan ditembak berkali- kali. Akhirnya, ia pun
menghembuskan nafas terakhir.
Pesan
untuk Pembaca : Sebaiknya kita harus saling membantu dan tolong menolong pada sesama. Seperti yang dilakukan oleh si Pitung.
Asal Mula Negeri
Lempur
Pada suatu ketika hasil
panen rakyat di wilayah kekuasaan Pemuncak Rencong Talang sungguh melimpah. Pamuncak
Rencong Talang bermaksud mengadakan pesta panen dengan mengundang kerabat dan
keluarganya. Karena tidak bisa hadir maka Pamuncak Rencong Talang mengutus
istri dan kedua anaknaya.
Singkat cerita mereka
telah sampai di negeri Pamuncak Rencong Talang. Hari kenduri dan pesta pun
tiba. Pesta itu diadakan selam 3 hari 3 malam. Pada malam ke tiga hadirlah anak
dara dari Pamuncak Tanjung Seri. Hari suda larut malam si ibu gadis itu
mengajak anaknya pulang. Tapi gadis itu tidak menghiraukan ibunya. Seorang
pemuda di sampingnya bertanya “Siapa wanita tua yang memanggilmu itu?” “Ooo…
itu pembantu saya” kata gadis itu. Mendengar hal itu ibunya merasa sakit hati
dan meminta kepada Tuhan agar anaknya ditelan oleh rawa lumpur. Akhirnya anak
itu tenggelam dalam rawa lumpur. Setelah kejadian itu, negeri itu dinamai
negeri lempur.
Pesan
untuk Pembaca : Sebagai anak kita harus mengakui orang tua kita. Karena jika
tidak, maka akan ada pembalasan dari Tuhan.
Sangkuriang Sakti
Pada suatu hari Prabu
Galuga berburu ke hutan ditemani anjing jelmaan dewa dan serombongan pengawal.
Suatu ketika ia pergi ke semak belukar untuk buang air kecil. Setelah baginda
meninggalkan tempat itu, datanglah Celeng Wayungyang yang kehausan. Ia menjilati air seni baginda.
Atas kehendak dewata, babi betina itu hamil.Sembilan bulan kemudian babi itu
melahirkan seorang manusia perempuan. Pada waktu Prabu Galuga berburu,ia kaget
mendengar tangisan bayi. Akhirnya iake arah sang bayi, dan akhirnya dibawa ke
istana untuk dijadikan anaknya dan diberi nama Nyi Dayang Sumbi.
Nyi Dayang Sumbi ,usianya
sudah tujuh belas tahun. Ia tumbuh menjadi wanita yang cantik jelita. Tiap kali
ada yang melamarnya, ia selalu menolaknya. Sang Prabu, menjadi marah kemudian
Nyi Dayang Sumbi diasingkan ke hutan ditemani anjing jelmaan dewa (si Tumang).
Suatu hari saat ia
menenun, tongkatnya jatuh ke bawah dangau. Ia berucap bahwa siapa saja yang
mengambil tongkat itu, maka akan dijadikan suaminya. Si Tumanglah yang
menemukannya. Akhirnya dijadikan suami
dan mempunyai putra yang diberi nama Sangkuriang.
Suatu hari Sangkuriang berburu ditemani si Tumang.
Karena tidak mendapatkan hewan buruan, maka Sangkuriang memanah si Tumang dan
memakan dagingnya bersama ibunya. Selesai makan ibunya menanyakan si Tumang. Kemudian
Sangkuriang bercerita, ibunya marah dan Sangkuriang diusir ke hutan. Ia terus
mengembara dan bertemu gadis cantik, dan saling jatuh cinta.
Pada suatu hari, gadis
itu mencari kutu di kepala Sangkuriang. Saat Sangkuriang bercerita gadis itu
kaget, ternyata ia adalah anaknya sendiri. Akan tetapi Sangkuriang tidak
mempercainya.Ia bersikeras untuk menikahinya. Akhirnya,Dewi Sumbi punya
permintaan, untuk dibuatkan telaga dan perahu di puncak gunung. Sangkuriang
mengerjakan dibantu oleh para jin. Dayang Sumbi membunyikan lesung hingga ayam
berkokok. Sehingga ia tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya. Sangkuriang marah,
ia menendang perahu yang dibuatnya sehingga berubah menjadi gunung. Hingga
sekarang gunung itu dinamakan gunung Tangkuban Prahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar